Kawasan Teluk Cendrawasih
Kawasan laut Teluk Cenderawasih memiliki keanekaragaman
flora dan fauna yang tersebar baik di darat, di pulau-pulau maupun di perairan
laut sekitarnya. Kawasan inipun memiliki fungsi perlindungan sistem penyangga
kehidupan.
Kawasan TNTC membentang dari rangkaian Kepulauan Auri dari
arah timur Tanjung Kwatisore di sebelah selatan sampai ke utara di atas Pulau
Rumberpon. Tercakup di dalamnya 500 Km garis pantai Pulau Induk Papua dengan
terumbu karangnya dan daerah pesisir pantai dan terumbu karang dari ke 18 pulau
yang berada di dalam zona inti, zona pelindung dan zona pemanfaatan terbatas.
Ke 18 pulau itu adalah: Pulau Nuburi, Pepaya, Nutabari, Kumbur, Anggromeos,
Kabuoi, Rorado, Kuwom, Matas, Rouw, Iwaru, Rumarakon, Nusambier, Maransabadi,
Nukup, Paison, Numerai, dan Wairundi.
Luas daratan dan perairan dalam kawasan TNTC dapat dirinci
sebagai berikut:
Daratan = 68.200 Ha, terdiri dari:
Pesisir Pantai = 12.400 Ha (0,9%)
Daratan Pulau-pulau = 55.800 Ha (3,8%)
Perairan/laut = 1.385.300 Ha, terdiri dari
Terumbu Karang = 80.000 Ha (5,5%)
Laut = 1.305.300 Ha (89,8%
Tujuan ditetapkannya TNTC adalah untuk memelihara dan
melestarikan fungsi kawasan dan untuk mengawetkan keanekaragaman jenis flora
dan fauna serta ekosistemnya yang terdapat di kawasan tersebut. Adapun fungsi
kawasan TNTC adalah sebagai perlindungan sistem penyangga kehidupan, untuk
menunjang pemanfaatan lestari sumberdaya alam hayati dan ekosistemnya, serta
untuk dimanfaatkan bagi kepentingan penelitian, ilmu pengetahuan dan
pendidikan, menunjang budidaya, pariwisata dan rekreasi.
Taman bawa Laut |
Taman Nasional adalah kawasan pelestarian alam yang mempunyai ekosistem asli, dikelola
dengan sistem zonasi yang dimanfaatkan
untuk tujuan penelitian, ilmu
pengetahuan, pendidikan, menunjang
budidaya, pariwisata, dan rekreasi. Sistem zonasi terdiri dari zona inti, zona pemanfaatan,
dan zona lain sesuai dengan keperluan.
Taman Nasional Teluk Cenderawasih dikelola dengan sistem zonasi. Pembagian zonasi kawasan
dapat dilihat pada gambar/peta dengan
uraian singkat sebagai berikut:
Zona Inti
Merupakan zona perlindungan yang ketat, yang berfungsi melindungi jenis-jenis dan
daerah-daerah dengan nilai pelestarian tinggi, seperti habitat
dan species langka atau terancam
kerusakan atau terancam punah; habitat peka yang lemah terhadap gangguan; daerah-daerah yang digunakan
untuk melindungi stok perkembangbiakan
dari jenis yang boleh dimanfaatkan, dan
contoh-contoh yang masih baik/utuh dari
tipe-tipe habitat alamiah.
Zona Pelindung
Letak zona pelindung mengelilingi zona inti. Maksudnya
adalah untuk melindungi zona inti dan
merupakan penyangga dari kegiatan-kegiatan pada zona-zona lainnya
sehingga tidak berdampak langsung pada zona inti.
Zona Pemanfaatan Terbatas
Merupakan daerah pemanfaatan sumberdaya alam oleh penduduk
setempat secara tradisional untuk kepentingan hidup sehari-hari maupun oleh
pengunjung/pendatang tetapi dengan pengawasan dan pembatasan-pembatasan
tertentu sehingga tidak merusak habitat atau mengambil jenis yang dilindungi,
langka atau terancam punah.
Zona Penyangga
Merupakan daerah di luar zona-zona tersebut di atas dan
diperuntukkan untuk pengamanan dan kegiatan-
kegiatan lainnya. Berdasarkan Keputusan Menteri Kehutanan
No.185/Kpts-II/1997, organisasi pengelola TNTC adalah Balai Taman Nasional
Teluk Cenderawasih(BTNTC). Adapun struktur organisasi dan Tata Kerja Balai ini
mengacu pada Keputusan Menteri Kehutanan No. 6186/Kpts-II/2002 tentang Struktur
Organisasi dan Tata Kerja Balai Taman Nasional.
EKOSISTEM:
Tipe-tipe ekosistem di kawasan Taman Nasional Laut Teluk
Cenderawasih secara garis besar dapat dikelompokkan menjadi: ekosistem hutan
tropis daratan pulau, ekosistem pantai, dan ekosistem perairan laut yang
terdiri dari terumbu karang, padang lamun dan dataran dangkal yang kurang dari
20 meter.
Pada ekosistem pesisir pantai didapati hutan/vegetasi
mangrove, antara lain: Rhizophora sp. (Bakau bakau), Sonneratia sp. (Tancang),
Avicennia sp. (Api-api), Ceriops sp. (Tingi), Bruguiera sp., Xylocarpus sp.,
dan Heritiera sp. Kelompok vegetasi demikian ini merupakan habitat yang baik
untuk pemijahan jenis, ikan dan udang serta berbagai plankton dan ikan-ikan
kecil lainnya.
Pada tipe ekosistem perairan laut terdapat hamparan karang
alami yang sangat indah dan luas yang dapat dikelompokkan dalam lima bentuk
pokok hamparan, yaitu: terumbu karang yang berbentuk potongan-potongan (Patch
Reef), terumbu karang pantai (Fringging Reef), terumbu karang penghalang
(Barrier Reef), terumbu karang berbentuk cincin (Atol), dan terumbu karang
perairan dangkal (Shallow Water Reef). Terumbu karang tersebut terdiri dari
sekitar 67 genera dan sub genera, mencakup 145 jenis karang Scleractinia yang
terdapat sampai pada kedalaman 35 meter.
Prosentase penutupan karang hidup bervariasi antara 30,40 %
sampai 65,64 %. Variasi ini dipengaruhi antara lain oleh tingkat intervensi
masyarakat dalam pemanfaatan sumberdaya alam.
Ekosistem terumbu karang umumnya terbagi menjadi dua zona,
yaitu zona rataan terumbu (reef flat) dan zona lereng terumbu (reef slope).
Zona rataan terumbu pada sisi sekat garis pantai didominasi oleh substrat pasir
dan lamun. Pada zona ini dapat dilihat beberapa jenis karang terutama dari
keluarga Porites, Acropora, Poccilopora, dan Favites. Pada beberapa pulau, pada
zona rataan terumbu dapat dilihat: koloni karang biru (Heliopora coerulea),
karang hitam (Antiphates sp.), famili Faviidae dan Pectiniidae, serta berbagai
jenis karang lunak.
Zona lereng terumbu di kawasan TNTC terdiri dari dua tipe,
yaitu: lereng terumbu yang landai dan yang berbentuk tubir (drop-off). Pada
zona lereng terumbu ini terdapat jenis-jenis karang, antara lain: Leptoseris
spp., Montiphora spp., Oxyphora spp., Mycedium elephantathus dan Piristesrus.
Hamparan-hamparan karang tersebut merupakan habitat, tempat berlindung dan
pembiakan berbagai jenis ikan dan molusca yang hidup menempel pada terumbu
karang tersebut.
Selain itu juga menjadi tempat pencaharian makanan bagi
berbagai jenis penyu, lumba-lumba, duyung, dan aneka jenis ikan lainnya
[indopolistcom]
Teluk Cendrawasih memiliki 14 jenis flora yang dilindungi.
Sebagian besar terdiri dari jenis pohon kasuarina. Selain itu, di taman
nasional ini juga terdapat 36 jenis burung, di mana 18 di antaranya dilindungi.
Terdapat pula 196 jenis moluska, 209 jenis ikan, dan beberapa penyu (penyu
sisik, hijau, belimbing, dan sisik semu). Wilayah ini juga merupakan tempat
tinggal yang nyaman bagi paus dan lumba-lumba. Kedua jenis hewan ini dapat
tinggal dengan tenang di sini karena tidak ada pemburu paus ataupun lumba-lumba,
serta masih berlimpahnya makanan yang disediakan Teluk Cendrawasih bagi mereka.
Datang ke Teluk Cendrawasih, pengunjung dapat menikmati
beragam objek menarik yang bertaburan di seluruh penjuru Taman Nasional ini.
Jika ingin melakukan wisata bahari, Pulau Nusrowi, Pulau Yoop, dan Pulau
Mioswaar dapat menjadi pilihan yang menarik. Di perairan pulau-pulau ini,
pengunjung dapat menikmati keindahan bawah laut yang penuh warna dan kaya objek
yang menggoda mata dengan menyelam. Selain itu, pengunjung juga dapat mengamati
perilaku ikan paus dan lumba-lumba.
Jika ingin menjelajahi gua, kunjungi saja Pulau Mioswaar. Di
sini terdapat gua alam peninggalan zaman purba dan juga sumber air panas yang
mengandung belerang tanpa kadar garam. Gua ini merupakan gua bersejarah karena
di dalamnya terdapat kerangka leluhur etnik Wandau. Konon, merekalah kelompok
manusia pertama yang datang ke pulau ini. Di Pulau Numfor, juga terdapat sebuah
gua yang di dalamnya terdapat tengkorak manusia serta piring-piring antik dan
peti-perti berukir. Apabila menginginkan yang sedikit berbeda, cobalah untuk mendatangi Tanjung Mangguar. Di
sini, terdapat gua dalam air dengan kedalaman 100 kaki.
Selain itu, masih ada Pulau Rumberpon yang menawarkan
berbagai pengalaman menarik. Di pulau ini, pengunjung dapat melakukan
pengamatan terhadap burung, penangkaran rusa, wisata bahari, dan juga dapat
melihat kerangka pesawat tempur Jepang yang tenggelam saat perang dunia II.
Secara administratif, Taman Nasional ini berada di wilayah
Kabupaten Manokwari, Propinsi Papua Barat, dan Kabupaten Paniai, Propinsi
Papua, Indonesia.
Taman Nasional Teluk Cendrawasih dapat dicapai melalui
Manokwari ataupun dari Nabire (Ibukota Kabupaten Paniai). Dari Manokwari ke
lokasi Taman Nasional yang berjarak sekitar 95 km dapat ditempuh dengan
beberapa cara. Pertama, pengunjung dapat menggunakan kapal motor yang datang
tiga kali seminggu dengan lama perjalanan 2,5 jam. Kedua, pengunjung juga dapat
menggunakan motor tempel dengan waktu tempuh sekitar 6—10 jam, atau menggunakan
kapal perintis PELNI dengan lama perjalanan antara 18—20 jam. Kapal PELNI
biasanya singgah ke taman nasional ini sekali dalam sebulan. Ketiga, pengunjung
juga dapat menumpang pesawat jenis Twin Otter milik Merpati Nusantara atau
Cesna milik MAF. Namun, setelah perjalanan udara, perjalanan selanjutnya tetap
harus dilanjutkan dengan motor tempel selam 3—4 jam.
Sementara itu, jika melalui Nabire, pengunjung akan menempuh
jarak 38 km untuk mencapai Taman Nasional Teluk Cendrawasih. Dari sini,
pengunjung dapat menggunakan perahu motor dengan waktu tempuh 2—6 jam
(bergantung pada jenis perahu motornya).
Pengunjung tidak dikenakan biaya tiket untuk memasuki Taman
Nasional Teluk Cendrawasih. Hanya saja, apabila pengunjung ingin menjalajahi
Teluk Cendrawasih dianjurkan melapor ke Balai Taman Nasional Teluk Cendrawasih
(BTNTC) di Kota Manokwari untuk mendapatkan Surat Izin Masuk Lokasi (Simaksi).
Sementara itu, bagi wisatawan mancanegara diharuskan memperoleh izin masuk dari
Departemen Kehutanan.
Di kawasan ini belum tersedia fasilitas pariwisata seperti
Dive Center, penginapan, ataupun resort. Namun, untuk pengunjung yang ingin
menginap dapat menggunakan pondok wisata BTNTC di Distrik Rumberpon atau di
rumah-rumah penduduk. Bagaimana mekanisme untuk mendapatkan tempat penginapan
tersebut dapat langsung menghubungi BTNTC. Jika dirasa membutuhkan pemandu untuk
menjelajahi Taman Nasional Teluk Cendrawasih, sertakan keinginan tersebut dalam
surat permohonan izin ke BTNTC. Nantinya, pihak BTNTC yang akan
memberikan/menunjuk pendamping [sumber:wisata-voucher-hotel.com]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar